Pages

Ads 468x60px

Rabu, 11 Maret 2015

SEBUAH EKSPERIMEN MENGENAI KESETIMBANGAN TERMAL

1.      Alat dan Bahan
Ø  Alat
·         Termometer
·         Panci
·         Kompor
Ø  Bahan
·         Es batu
2.      Cara kerja
a)      Siapkan panci, kemudian masukkan es batu secukupnya
b)      Ukurlah suhu es batu tersebut menggunakan termometer celcius
c)      Panaskan es batu yang ada di panci tersebut dengan nyala api yang tidak terlalu besar

d)     Ukur suhu setelah dipanaskan


CONTOH HASIL PENGAMATAN
No
Benda
Perlakuan
Hasil pengamatan
1
Es batu
Dimasukkan dalam panci dan ukur suhunya
Suhu es batu setelah diukur menggunakan termometer celcius adalah 30 celcius
2
Es batu
Es batu dipanaskan hingga mencair dan ukur suhunya
Suhu es batu setelah mencair karena dipanaskan adalah 5­­0 celcius

1.      Hipotesis
Adapun hipotesis dalam eksperimen hukum nol termodinamika tentang kesetimbangan termal, eksperimen ini merupakan eksperimen yang dilakukan untuk membandingkan teoritis dan praktek khususnya pada hukum nol termodinamika. Sebelum kami melakukan eksperimen terlebih dahulu kami mengetahui teori tentang hukum nol termodinamika apakah sama teori dan praktek.  Secara teoritis Hukum 0 Termodinamika mengatakan bahwa Apabila dua buah benda yang berada yang berada di dalam kesetimbangan thermal digabungkan dengan sebuah benda lain, maka ketiga-tiganya berada dalam kesetimbangan thermal

PEMBAHASAN
Pada percobaan ketiga, yaitu tentang kesetimbangan ternal. Pertama-tama kami mengukur suhu esbatu dengan menggunakan termometer dan suhunya menunjukan 3oC. Setelah itu Esbatu dipanaskan diatas kompor dengan api yang kecil. Perlahan lahan Esbatu meleleh dan setelah diukur suhunya dengan menggunakan termometer suhunya menjadi 5oC. Tidak setimbang percobaan yang kami lakukan sedikit menyimpang dari teori karena disebabkan oleh beberapa faktor :
v  Kami melakukan percobaan di ruangan terbuka,kemungkinan di pengaruhi oleh suhu lingkungan
v  Disebabkan oleh karena api yang tidak merata.
a.     Keseimbangan Termal dan Hukum Ke-O Termodinamika.
Dirimu pernah minum es teh-kah ? atau mungkin es sirup, es susu  biasanya kalau kita mau minum es teh dkk, kita mencampur air panas atau air hangat yang ada di dalam gelas dengan es batu. Jika diperhatikan secara saksama, es batu perlahan-lahan mulai mencair. Pada saat es batu mencair, air panas yang ada di dalam gelas menjadi dingin. Setelah beberapa menit, campuran es batu dan teh hangat pun berubah menjadi es teh yang begitu sejuk dan mengundang selera… apalagi pas lagi gerah atau kepanasan.
Mencampur es batu dengan air panas dalam gelas hanya merupakan salah satu contoh saja. Masih banyak contoh lain yang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kalau kita ingin mandi dengan air hangat, biasanya kita mencampur air mendidih dengan air yang lebih dingin. Ketika kita ingin mendinginkan benda padat, seperti besi panas, kita bisa mencelupkan besi ke dalam air. Apa yang kita lakukan ini kelihatannya sederhana dan sepele. Walaupun demikian, hal tersebut merupakan salah satu konsep yang penting dalam ilmu fisika.
Keseimbangan Termal.
Sebagaimana yang telah mr.ozan jelaskan pada awal tulisan ini, jika kita ingin memperoleh air hangat, kita bisa mencampur air panas dengan air dingin. Kita bisa mengatakan air panas memiliki suhu tinggi sedangkan air dingin memiliki suhu yang lebih rendah. Setelah dicampur, perlahan-lahan air panas menjadi dingin (suhu air panas menurun), sebaliknya air dingin menjadi hangat (suhu air dingin meningkat). Beberapa saat kemudian, campuran air panas dan air dingin berubah menjadi air hangat. Adanya air hangat menunjukkan bahwa suhu campuran air panas dan air dingin telah sama. Ketika campuran air panas dan air dingin mencapai suhu yang sama, keduanya dikatakan berada dalam keseimbangan termal.
Proses yang sama juga terjadi ketika kita memasukan es batu ke dalam gelas yang berisi teh hangat. Setelah dimasukan ke dalam gelas, es batu mulai mencair dan air teh yang pada mulanya hangat menjadi dingin. Setelah saling bersenggolan di dalam gelas, campuran es batu dan teh hangat pun berubah menjadi es teh yang sejuk dan mengundang selera. Adanya es teh menujukan bahwa suhu campuran sama. Ketika es batu dan teh hangat mencapai suhu yang sama, keduanya dikatakan berada dalam keseimbangan termal.
Pada dasarnya, dua benda dikatakan berada dalam keseimbangan termal, jika setelah bersentuhan, kedua benda tersebut mencapai suhu yang sama. Misalnya terdapat 2 benda, sebut saja benda A dan benda B. Pada mulanya benda A memiliki suhu tinggi (benda A panas) sedangkan benda B memiliki suhu rendah (Benda B dingin). Setelah bersentuhan cukup lama, kedua benda tersebut mencapai suhu yang sama. Dalam hal ini, benda A dan benda B dikatakan berada dalam keseimbangan termal. Untuk memperjelas, amati gambar di bawah….
Ini cuma ilustrasi saja. Gambar ini kayaknya lebih cocok untuk benda padat. Perlu diketahui bahwa benda yang bersentuhan bisa berupa benda padat, cair atau gas. Apabila yang saling bersentuhan adalah benda padat, maka kedua benda bisa ditempelin seperti gambar di atas. Sebaliknya, jika yang saling bersentuhan adalah benda padat dan cairan, maka benda padat dicelupkan ke dalam cairan (misalnya besi yang panas dimasukkan ke dalam air). Apabila yang saling bersentuhan adalah cairan, maka kita bisa menuangkan salah satu cairan ke dalam cairan lainnya (misalnya mencampur air panas dengan air dingin).
Hukum Ke-O Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya. 
Sejauh ini kita baru meninjau keseimbangan termal yang dialami oleh dua benda yang bersentuhan. Untuk memahami konsep keseimbangan termal secara lebih mendalam, mari kita tinjau 3 benda (sebut saja benda A, benda B dan benda C). Benda C bisa dianggap sebagai termometer. Misalnya benda A dan benda B tidak saling bersentuhan, tetapi benda A dan benda B bersentuhan dengan benda C. 
Karena bersentuhan, maka setelah beberapa saat benda A dan benda C berada dalam keseimbangan termal. Demikian juga benda B dan benda C berada dalam keseimbangan termal.

Berhubung ini bukan permainan logika atau tebak2an, maka perlu dibuktikan melalui percobaan. Dirimu tidak perlu repot2 membuat percobaan karena om dan tante ilmuwan yang sudah pensiun di alam baka telah melakukan percobaan. Berdasarkan hasil percobaan, ternyata benda A dan benda B juga berada dalam keseimbangan termal. Dalam hal ini, suhu benda A = suhu benda B. Jadi walaupun benda A dan benda B tidak bersentuhan, tapi karena keduanya bersentuhan dengan benda C, maka benda A dan benda B juga ikut-ikutan  berada dalam keseimbangan termal. Hal ini disimpulkan dalam sebaris kalimat indah di bawah ini :
“Jika dua benda berada dalam keseimbangan termal dengan benda ketiga, maka ketiga benda tersebut berada dalam keseimbangan termal satu sama lain.”
Ini adalah hukum ke-0 termodinamika. Kedengarannya agak aneh, jarang-jarang hukum dimulai dari nol. Kisahnya begini… Setelah para ilmuwan menemukan hukum termodinamika pertama, kedua dan ketiga, mereka baru sadar kalau hukum ini belum dinyatakan. Bagaimanapun, hukum ini merupakan dasar bagi hukum termodinamika pertama, kedua dan ketiga, maka para ilmuwan harus menyatakannya terlebih dahulu. Munculnya belakangan, lagian ilmuwan juga bingung mau nempelin dimana, ya lebih bagus dan lebih tepat kalau diberi julukan hukum ke-0 saja.

Proses  T-V dan-P Konstan
Jika keadaan berubah, kita akan selalu menunggu sampai temperature dan tekanan mencapai nilai yang sama secara keseluruhan. Dengan demikian kita hanya mempertimbangkan keadaan setimbang dari system ketika variable yang mendeskripsikannya (seperti temperature dan tekanan) sama diseluruh bagian system dan tidak berubah terhadap waktu. Untuk penjumlahan gas tertentu, ditemukan secara eksperimen bahwa, sampai pendekatan yang cukup baik, volume gas berbanding terbalik dengan tekanan yang diberikan padanya ketika temperature dijaga konstan. Yaitu:
V∞ T= konstan
Dimana p adalah tekanan absolute (bukan “tekanan ukur”), sebagai contoh, jika tekanan pada gas digandakan, maka volume diperkecil sampai setengah nilai awalnya. Hubungan ini dikenal sebagai hukum boyle. Hukum boyle juga dapat dituliskan
PV= Konstan                        T= konstan
Yaitu, pada temperature konstan, jika tekanan ataupun volume gas dibiarkan berubah, variable yang satunya juga berubah sehingga hasil kali PV tetap konstan.
Adapun hukum gas yang kedua yaitu volume gas dengan jumlah gas tertentu berbanding lurus dengan temperature mutlak ketika tekanan dijaga konstan. Pernyataan ini dikenal sebagai hukum Charles, dan dituliskan :
 V∞ T   P=konstan

Hukum gas ketiga, dikenal sebagai hukum Gay-Lussac dari Joseph Gay-Lussac (1778-1850), menyatakan bahwa pada volume konstan, tekanan gas berbanding lurus dengan tempertur mutlak.
P∞ T  V= konstan


SOURCE : Makalah Eksperimen Kesetimbangan Termal - Jurusan Pendidikan Fisika IKIP MATARAM



0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates