Pages

Ads 468x60px

Minggu, 15 Maret 2015

PRINSIP ENTROPI

1. Keadaan gas lebih bolehjadi daripada keadaan cair dan keadaan cair lebih bolehjadi daripada keadaan padat.
            Atom-atom dalam molekul gas lebih independen satu sama lain daripada cair atau padatan sehingga entropi gas lebih besar daripada entropi cair dan entropi cair lebih besar daripada entropi padatan.
Proses pelelehan dan penguapan melibatkan suatu peningkatan entropi. Apabila dibandingkan antara entropi pelelehan dan entropi penguapan maka perubahan entropi penguapan(sublimasi) relative lebih tinggi daripada entropi pelelehan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan tingkat ketidakteraturan antara cair dan gas yang relatif tinggi. Disamping itu, interaksi utama antar molekuler cairan normal melibatkan gaya Van der Waals. Entropi cair akan lebih besar jika interaksi antar kutub lebih kuat atau terjadi jembatan protonik dalam cairan.  Beberapa nilai entropi zat dalam berbagai fasa pada suhu 25 oC disajikan dalam Tabel 1.1.
Tabel 1.1  Nilai entropi zat dalam berbagai fasa pada suhu 25 oC (kal/der.mol)
Zat
Padat
Cair
Gas
Na
12,3
13,83
36,71
P
9,82
10,28,
38,98
Si
4,43
11,21
40,12
Pb
15,50
17,14
41,89
H2O
-
16,72
45,11
CH3OH
-
30,30
56,80
SiO2
10,00
11,35
54,62
Li2O
8,98
9,86
56,03
BeO
3,38
10,50
47,21
TiO2
12,01
15,43
56,44
PbO
15,59
20,55
57,35
BCl3
45,30
-
85,30
NaCl
17,33
30,22
54,88
HgBr2
40,71
46,80
76,51

2.      Gas-gas monoatomik lebihboleh jadi daripada gas poliatomik oleh karena itu gas-gas monoatomik cenderung memiliki entropi yang lebih tinggi daripada gas-gas poliatomik.
Gas-gas monoatomik memiliki derajatketidak teraturan yang lebih tinggi daripada gas-gas poliatomik. Pembentukan molekul poliatomik dengan struktur yang pasti dan tertentu akan meningkatkan keteraturan molekul poliatomik sehingga akan menurunkan entropi molekul poliatomik. beberapa nilai entropi gas monoatomik dan poliatomik disajikan dalam Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Beberapa nilai entropi gas monoatomik dan poliatomik (kal/der.mol)
Gas monoatomik
Entropi
Gas poliatomik
Entropi
H
27,4
H2
15,6
N
36,6
N2
22,9
O
38,5
O2
25,5
F
37,9
F2
24,4
Si
40,1
Si2
17,5
P
39,0
P2
26,1
S
40,1
S2
27,3
Cl
39,5
Cl2
26,6

  1. Padatan amorf lebih bolehjadi daripada padatan kristal sederhana dan padatan kristal sedrhana lebih boleh jadi daripada padatan kristal kompleks.
  2. Senyawa molekuler adisi atau senyawa kompleks koordinasi kurang boleh jadi daripada komponen-komponen penyusunnya. Contoh [K2SO4.Al2(SO4)3] komponen-komponen penysunnya adalah K2SO4SO dan Al2(SO4)3.
  3. Senyawa-senyawa yang tersusun dari unsur-unsur dengan berat atom yang lebih tinggi cenderung memiliki entropi yang lebih tinggi. Beberapa contoh disajikan dalam Tabel 1.3
  4. Pada  temperatur biasa pengaruh entropi pada arah reaksi umumnya relatif kecil kecuali jika selisih energi ikat total produk dan reaktan relatif kecil.
  5. Semua reaksi kimia yang melibatkan kenaikan entropi akan  berlangsung secara spontan pada temperatur yang cukup tinggi.
     Tabel 1.3 Pengaruh massa terhadap entropi gas pada suhu 25oC (kal/der.mol)
X
F
Cl
Br
I
HX
41,51
44,65
-
-
NaX
51,70
54,88
-
-
MgX2
55,89
61,50
-
-
PbX2
69,35
76,63
82,43
85,91
BX3
60,71
69,32
-
-
ZrX4
76,95
87,37
98,78
108,42
NOX
59,27
-
65,38
67,67

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates