Pages

Ads 468x60px

Minggu, 15 Maret 2015

BOYLE'S LAW AND IDEAL GASES


VIDEO PEMBUATAN TERMOMETER SEDERHANA


PEMBUATAN TERMOMETER SEDERHANA

” PETUNJUK CARA MEMBUAT THERMOMETER SEDERHANA “

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa.
berikut adalah cara atau langkah-langkah untuk membuat sendiri termometer sederhana
Cara Membuat Termometer Udara

TUJUAN

Membuat alat sederhana untuk mengukur suhu udara.

BAHAN DAN ALAT Untuk Membuat Termometer Sederhana

Bahan untuk Membuat Termometer Sederhana:

1. Air
2. Tinta hitam

Alat untuk Membuat Termometer Sederhana:

1. Pipa kaca sepanjang 30 cm (1 buah)
2. Bohlam lampu listrik bekas (filament sudah putus) (1 buah)
3. Botol bekas obat sirup (1 buah)
4. Sumbat karet (1 buah)
5. Lem pipa / PVC (1 buah)
6. Kertas secukupnya
7. Papan secukupnya

Cara : LANGKAH – LANGKAH KERJA


1. Buanglah kaca penutup pada bohlam lampu listrik;
2. Tutup bohlam lampu listrik tersebut dengan sumbat karet berlubang satu yang sudah dilengkapi dengan pipa kaca sepanjang 30 cm;
3. Bohlam lampu harus disumbat rapat-rapat hingga kedap udara, misalnya dengan memberi lem pipa / PVC;
4. Buatlah penahan thermometer dari papan seperti terlihat pada gambar di atas:
5. Kemudian tempelkan secarik kertas untuk skala di belakang pipa;
6. Hangatkan bohlam lampu sebentar, kemudian celupkan ujung pipanya ke dalam botol yang telah berisi air yang telah diwarnai dengan tinta;
7. Pasang alat tersebut ke papan yang telah tersedia;
8. Selanjutnya untuk membuat skala, letakkanlah thermometer itu didalam sebuah kamar selama beberapa jam. Letakkan thermometer lain disampingnya. Setelah beberapa jam buatlah sebuah garis pada kertas skala setinggi permukaan air dan cantumkan nilainya dengan membaca thermometer di sampingnya;
9. Pindahkan thermometer itu ke tempat yang panas, letakkan thermometer lainnya di samping biarkan selama satu jam. Catatlah permukaan air dan nilainya dengan membaca thermometer di sampingnya;
10. Bagilah jarak antara tanda-tanda itu atas bagian-bagian yang sama dan tetapkanlah nilai skalanya.
semoga artikel tentang Cara Membuat Termometer Sederhana bermanfaat untuk anda 
sumber:http://abuhalim.wordpress.com/2010/05/25/membuat-termometer-sederhana/

VIDEO PEMUAIAN ZAT PADAT


VIDEO PEMUAIAN ZAT CAIR


VIDEO PEMUAIAN GAS


PERUBAHAN WUJUD ZAT

Perubahan Wujud Zat Beserta Contohnya – Perubahan wujud zat yaitu perubahantermodinamika dari satu fase benda ke keadaan wujud zat yang lain. Wujud zat sendiri merupakan bentuk-bentuk berbeda yang didapatkan dari berbagai fase materi berlainan. Sejarahnya, pembedaan ini didasari oleh perbedaan kualitatif dalam sifat bulk dengan keadaan padatan zat mempertahankan bentuk dan volume, dalam keadaan cairan zat mempertahankan volume tetapimenyesuaikan dengan bentuk wadah tersebut; dan sedangkan gas mengembang untuk menempati volume apa pun yang tersedia.

Perubahan wujud zat dapat terjadi karena peristiwa pelepasan dan penyerapan kalor. Wujud zat merubah ketika titik tertentu tercapai oleh atam/senyawa zat tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam angka suhu. Semisal air untuk menjadi padat harus mencapai titik bekunya dan air menjadi gas harus mencapai titik didihnya.

Selain itu, wujud zat juga dapat didefinisikan menggunakan konsep transisi fase. Sebuah transisifase menandakan perubahan struktur dan dapat dikenali dari perubahan drastis dari sifat-sifatnya. Perbedaan wujud zat yang berbeda adalah tiap keadaan termodinamika yang dibedakan dari keadaan lain dengan sebuah transisi fase. Air dapat dikatakan memiliki beberapa wujud padat yang berbeda.

Perubahan Wujud Zat

Perubahan wujud zat benda sendiri digolongkan menjadi 3 jenis, simak penjelasan singkat dibawah ini :

Perubahan Wujud Zat

1. Benda cair
contohnya : air, bensin, minyak goreng, spirtus, dan sebagainya.
Sifat benda cair, adalah sebagai berikut ini:
- Benda cair mengalir ke tempat yang lebih rendah.
- Benda cair menekan ke segala arah.
- Bentuk permukaan benda cair yang tenang selalu datar.
- Bentuknya tidak tetap, selalu mengikuti bentuk wadahnya.
- Benda cair meresap melalui celah-celah kecil (kapilaritas).

2. Benda gas
contohnya : udara
Benda gas tidak bisa diperhatikan secara kasat mata akan tetapi bisa dirasakan keberadaannya. Sifat benda gas yaitu :
- Bentuknya tidak tetap karena selalu memenuhi ruangan yang ditempatinya
- Menekan ke segala arah

3. Benda padat
contohnya : papan tulis, penghapus, es batu, dan sebagainya.
Sifat yang dipunyai benda padat yaitu
- Bentuknya tetap
- Mencair jika dipanaskan pada suhu tertentu.

Perubahan Wujud Zat

Dalam pelajaran fisika, bentuk zat bisa terjadi tanpa menghasilkan zat baru. Macam-macamperubahan wujud zat dalam fisika yaitu :

A. Menguap
Menguap adalah peristiwa perubahan zat cair menjadi gas. Terdapat 4 cara untuk mempercepat terjadinya penguapan, yaitu: Memanaskan, Memperluas permukaan, Meniup udara di atas permukaan, dan menguranig tekanan di atas permukaan. Prinsip penguapan ini kemudian dipakai sebagai dasar untuk membuat AC dan Kulkas.
Perubahan Wujud Zat
Contohnya air yang direbus jika dibiarkan lama-kelamaan akan habis, bensin yang dibiarkan berada pada tempat terbuka lama-lama juga akan habis berubah menjadi gas.

B. Membeku
Membeku ialah peristiwa perubahan zat cair menjadi padat, karena adanya pendinginan. Es adalah bentuk atau wujud dari air dalam bentuk padat. Air dapat membeku apabila mengalami penurunan suhu yang sangat dingin.
Perubahan Wujud Zat
Misalnya air dimasukkan dalam freezer akan menjadi es batu, lilin cair yang didinginkan.

C. Mencair
Mencair merupakan peristiwa perubahan zat padat menjadi cair, hal ini  karena adanya kenaikan suhu (panas).
Perubahan Wujud Zat
Contoh perubahan Zat Padat Menjadi Zat Cair misalnya es dalam sirup lama-lama berubah menjadi air. Juga mentega yang dipanaskan di wajan berubah menjadi minyak. Peristiwa mencair yang lain yaitu pada batu es yang berubah menjadi air, lilin yang dipanaskan, dan lain-lain.

D. Mengkristal
Mengkristal dalam peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi padat ataupun sebaliknya.
Untuk membedakannya, kamu bisa menggunakan istilah melenyap dan mengkristal. Melenyap adalah peristiwa perubahan wujud padat menjadi gas. Mengkristal adalah peristiwa perubahanwujud gas menjadi padat.
Perubahan Wujud Zat
Contohnya adalah kapur barus atau pada peristiwa berubahnya uap menjadi salju.

E. Mengembun
Mengembun suatu peristiwa perubahan benda gas menjadi air yang merupakan kebalikan dari menguap. Secara sederhana, dapat kita lihat minuman dingin seperti es teh. Kalau kita amati dengan seksama, permukaan luar dari wadah minuan es tersebut menjadi basah. Mengapa? Karena uap air dalam udara yang menyentuh gelas mengembun. Hal ini disebabkan suhu gelas lebih rendah dari pada suhu uap air di sekitar gelas.
Perubahan Wujud Zat
Contoh mengembun yang lain adalah ketika kita menyimpan es batu dalam sebuah gelas maka bagian luar gelas akan basah, atau rumput di lapangan pada pagi hari menjadi basah walaupun malam harinya tidak hujan.

F. Menyublim
Menyublim merupakan suatu peristiwa perubahan wujud zat padat menjadi gas atau sebaliknya.
Perubahan Wujud Zat
Contoh menyublim yaitu pada kapur barus (kamper) yang disimpan pada lemari pakaian lama-lama akan habis.

SOURCE : Silanghati.com

KALOR LATEN

Jika anda memasukkan termometer raksa ke dalam sebuah wadah yang berisi campuran air dingin dan es, anda akan mengamati setelah bergerak ke bawah, permukaan raksa diam atau tidak bergerak lagi. Permukaan raksa berhenti bergerak setelah mencapai suhu titik lebur air atau titik es atau titik beku air (0 oC). Jika wadah terbuka maka kalor mengalir dari udara bersuhu lebih tinggi menuju campuran es dan air yang bersuhu lebih rendah. Adanya tambahan kalor dari udara menyebabkan es mencair. Selama es mencair, apakah suhu campuran es dan air berubah ? Selama es mencair, suhu campuran air dan es tidak berubah.Apabila campuran es dan air dipanaskan menggunakan api atau pemanas listrik, misalnya, maka semua es berubah menjadi air. Jika terus dipanaskan maka suhu air meningkat hingga mencapai 100 oC. Pada suhu 100 oC, air mulai menguap. Apabila nyala api diperbesar atau air terus dipanaskan, semakin cepat air berubah menjadi uap, sedangkan suhu air tidak mengalami perubahan atau tetap 100 oC. Ini adalah suhu titik didih air, suhu tertinggi yang dapat dicapai air.
Grafik hubungan kalor dengan perubahan suhu dan perubahan wujud air.
Kalor laten - 1AB = Tambahan kalor menaikkan suhu es sampai 0 oC
BC = Tambahan kalor mencairkan es menjadi air
CD = Tambahan kalor menaikkan suhu air dari 0 oC sampai 100 oC
DE = Tambahan kalor menguapkan air
EF = Tambahan kalor menaikkan suhu uap
Grafik di atas menunjukkan proses perubahan suhu dan perubahan wujud air selama air menyerap kalor (pada tekanan udara 1 atmosfer). Jika air melepaskan kalor maka proses yang terjadi adalah kebalikan dari proses di atas (tandah panah di balik). Penambahan kalor dari B – C tidak menyebabkan perubahan suhu air tetapi hanya meleburkan es menjadi air. Demikian juga penambahan kalor dari D – E tidak menyebabkan perubahan suhu air tetapi hanya mengubah air menjadi uap. Air hanya salah satu contoh saja. Pada dasarnya semua benda akan mengalami proses perubahan wujud dan perubuhan suhu seperti yang dialami oleh air, jika benda tersebut menyerap kalor. Perbedaannya terletak pada titik beku dan titik didih. Setiap benda mempunyai titik beku dan titik didih yang berbeda. Jika benda melepaskan kalor maka proses yang terjadi adalah kebalikan dari proses di atas.
Kalor lebur (LF)
Kalor lebur adalah banyaknya kalor yang diserap oleh 1 kg benda untuk mengubah wujudnya dari padat menjadi cair atau kalor yang dilepaskan 1 kg benda untuk mengubah wujudnya dari cair menjadi padat. Rumus untuk menentukan banyaknya kalor yang diserap (atau dilepaskan) untuk mengubah wujud benda dari padat menjadi cair (atau cair menjadi padat) :
Q = m LF
Keterangan : Q = kalor yang diserap atau dilepaskan, m = massa benda, LF = kalor lebur (F =Fusion).
Kalor uap (LV)
Kalor uap adalah banyaknya kalor yang diserap oleh 1 kg benda untuk mengubah wujudnya dari cair menjadi gas atau kalor yang dilepaskan 1 kg benda untuk mengubah wujudnya dari gas menjadi cair. Rumus untuk menentukan banyaknya kalor yang diserap (atau dilepaskan) untuk mengubah wujud benda dari cair menjadi gas (atau gas menjadi cair) :
Q = m LV
Keterangan : Q = kalor yang diserap atau dilepaskan, m = massa benda, LV = kalor uap (V =Vaporization)
Kalor lebur dan kalor uap disebut sebagai kalor laten.
Setiap benda mempunyai titik lebur dan titik didih yang berbeda-beda. Kalor lebur dan kalor uap setiap benda juga berbeda-beda.
Kalor lebur, kalor uap, titik didih, titik lebur

Kalor Jenis

Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor (Q) yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu (T) satu satuan massa (m) benda sebesar satu derajat. Rumus kalor jenis :
Kalor jenis - 1Satuan Internasional kalor jenis adalah J/Kg K. Kalor jenis benda berubah terhadap suhu. Jika perubahan suhu tidak terlalu besar maka kalor jenis dapat dianggap tetap. Berikut ini kalor jenis beberapa benda pada tekanan 1 atm dan suhu 20 oC (diperoleh melalui percobaan).
Kalor jenis - 2Kalor jenis suatu benda menyatakan kemampuan suatu benda untuk menyerap kalor atau melepaskan kalor. Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin kecil kemampuan benda tersebut menyerap atau melepaskan kalor. Semakin kecil kalor jenis benda, semakin baik kemampuan benda tersebut menyerap atau melepaskan kalor. Emas mempunyai kalor jenis lebih kecil sehingga emas lebih cepat menyerap atau melepaskan kalor. Sebaliknya air mempunyai kalor jenis besar sehingga air lebih lambat menyerap atau melepaskan kalor.

ANOMALI AIR

Pengertian Anomali Air | Apa itu anomali air? Anomali air adalahpengecualian (anomali) yang dialami air saat didinginkan atau dipanaskan. Pada saat dipanaskan dari 0°C sampai 4°C, air mengalami pengerutan (pengecilan volume) sehingga massa jenisnya meningkat. Keadaan ini berbeda dengan zat cair pada umumnya. Pada saat suhunya berada antara 4°C sampai 100°C, air menampilkan perilaku yang sama dengan zat cair lainnya, yaitu memuai atau terjadi penurunan massa jenis. Selain air, parafin dan bismuth juga menampilkan keadaan yang sama dengan yang ditunjukkan air. Perubahan volume dan massa jenis air saat dipanaskan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Pengertian Anomali Air
Perubahan Volume dan Massa Jenis Air saat dipanaskan
 Sekian uraian tentang Pengertian Anomali Air, semoga bermanfaat.

PEMUAIAN ZAT

Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas. Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu demensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja, khusus pada zat gas biasanya diambil nilai koefisien muai volumenya sama dengan 1/273.

1. Pemuaian Zat Padat

Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian zat padat disebut muschen broek. Dalam 
eksperimen yang dilakukan menunjukkan bahwa hampir semua benda padat apabila dipanaskan mengalami perubahan panjang, luas dan volume. 

a. Muai panjang
Muai panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali.


Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Berikut beberapa koefisien muai panjang benda padat.
Koefisien muai panjang berbagai jenis zat padat
No.
Jenis zat
Koefisin muai panjang ( /°C )
1.
Aluminium
0,000024/°C
2.
Perunggu
0,000019/°C
3.
Baja
0,000011/°C
4.
Tembaga
0,000017/°C
5.
Kaca
0,000009/°C
6.
Pirek
0,000003/°C
7.
Berlian
0,000001/°C
8.
Grafit
0,000008/°C
Secara matematis persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan panjang benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah
L = Lo { 1 + α ( t2 – t1 ) }
Keterangan
L     = panjang setelah pemanasan atau pendinginan (m) atau (cm)
L o  = panjang awal (m) atau (cm)
α     = koefisien muai panjang ( /°C )
t1    = suhu mula-mula ( °C )
t2    = suhu akhir ( °C )

Contoh Soal:

Panjang sebatang alumunium pada suhu 0° C adalah 100 cm. Berapa panjang pada suhu 100° C, bila angka koefisien muai panjangnya 0,000024/° C ?
Pembahasan :
Diketahui  : 
L0= 100 cm
t1 = 0°C
t2 = 100°C
α  = 0,000024/°C
Ditanya : L
Jawab : 
L = Lo { 1 + α ( t2 – t1 ) }
L = 100 { 1 + 0,000024 (100 - 0)
   =100{ 1 + 0,000024 x 100}
   = 100 {1,0024)
   = 100,24
Jadi, panjang sebatang alumunium = 100,24 cm
b. Muai luas
Muai luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas adalah lempeng besi yang lebar sekali dan tipis.


Seperti halnya pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah luas awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian luas itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang.   Untuk menentukan pertambahan luas dan volume akhir digunakan persamaan sebagai berikut :
A = Ao { 1 + β ( t2 – t1 ) }
Keterangan
A   = luas setelah pemanasan atau pendinginan (m2) atau (cm2)
Ao = luas awal (m²) atau (cm²)
β    = koefisien muai luas ( /°C )
t1  = suhu mula-mula ( °C )
t2  = suhu akhir ( °C )
Catatan
β = 2α 
Contoh Soal :
Suatu plat aluminium berbentuk persegi dengan panjang sisi 20 cm pada suhu 25°C. Koefisien muai panjang aluminium 0,000024/°C. Tentukan pertambahan luas plat tersebut jika dipanasi hingga suhu 125°C !
Pembahasan :
Diketahui  : 
A0= 20 x 20 =400 cm²
t1 = 25°C
t2 = 125°C
β = 2 α  =2 x 0,000024/°C
              = 0,000048
Ditanya : A
Jawab : 
A = Ao { 1 + β ( t2 – t1 ) }
A = 400 { 1 + 0,000048 (125 - 25)
   = 400{ 1 + 0,000048 x 100}
   = 400 {1,0048)
   = 101,92
Jadi, luas plat alumunium = 101,92 cm
c. Muai volume
Muai volume dalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air dan udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai panjang. 


Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume dan volume akhir suatu benda tidak jauh beda pada perumusan sebelum. Hanya saja beda pada lambangnya saja. Perumusannya adalah
V = Vo { 1 + γ ( t2 – t1 ) }
Keterangan
V   = volume setelah pemanasan atau pendinginan (m³) atau (cm³)
Vo = volume awal (m³) atau (cm³)
γ    = koefisien muai volume ( /°C)
t1  = suhu mula-mula (°C)
t2  = suhu akhir (°C)
Catatan
γ = 3α
Contoh Soal :
Sebuah bola tembaga pada suhu 15°C volumenya 1 m³. Berapakah volume tembaga itu pada suhu 100°C ? Koefisien muai ruang tembaga = 0,000017 /°C.
Pembahasan :
Diketahui  : 
V0= 1 m³
t1 = 15°C
t2 = 100°C
γ = 3α = 3 x 0,000017 
             = 0,000051 /°C
Ditanya : V
Jawab : 
V = Vo { 1 + γ ( t2 – t1 ) }
V = 1 { 1 + 0,000051 (100 - 15)
   =  1 { 1 + 0,000051 x 85 }
   =  1 {1,004335)
   = 1, 004335
Jadi, ruang tembaga setelah memuai = 1, 004335 m³
2. Pemuaian Zat Cair
Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian zat cair disebut labu didih. Sifat utama zat cair adalah menyesuaikan dengan bentuk wadahnya. Oleh karena itu zat cair hanya memiliki muai volume saja. Secara matematis rumus pemuaian zat cair sebagai berikut
V2 = V1( 1 + γ x Δt)
Keterangan
V2  = volume setelah pemanasan atau pendinginan (m³) atau (cm³)
V1  = volume awal (m³) atau (cm³)
γ    = koefisien muai volume ( /°C)
t1   = suhu mula-mula (°C)
t2   = suhu akhir (°C)
Δt  = t2 - t1

Berikut beberapa koefisien muai volume zat cair.
Koefisien muai volume zat cair
No.
Jenis zat
Koefisin muai volume ( /°C )
1.
Air raksa
0,00018/°C
2.
Aseton
0,00150/°C
3.
Air
0,00021/°C
4.
Bensin
0,00095/°C
Contoh Soal
Roni memanasi air sebanyak 10 liter dari suhu 10°C menjadi 60°C. Jika koefisien muai ruang air 0,00021/°C, hitung volume air setelah dipanaskan !
Pembahasan :
Diketahui  : 
V1= 10 liter
t1 = 10°C
t2 = 60°C
Δt = t2 - t= 60 - 50 = 10
γ = 0,00021/°C
Ditanya : V2
Jawab : 
V2 = V1( 1 + γ x Δt)
     = 10 ( 1 + 0,00021 x 50 )
     = 10 ( 1 + 0,0045 )
     = 10 x 1,045
     = 10, 45
Jadi, volume air setelah dipanaskan = 10,45 liter
3. Pemuaian Zat Gas
Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian gas disebut dilatometer. Salah satu perbedaan antara zat gas dengan zat padat dan cair adalah volume zat gas dapat diubah-ubah dengan mudah. Misal, sebuah tabung gas elpiji. Di dalam tabung gas tentu akan mengadakan tekanan pada dinding tabung. Tekanan ini disebabkan oleh gerakan partikel gas. Gas akan mengalami pemuaian apabila dipanaskan. Peristiwa pemuaian pada zat gas mudah diamati daripada pemuaian pada zat padat. Pemuaian pada zat gas ditunjukkan oleh gelembung-gelembung udara yang keluar dari dalam pipa kapiler yang ada pada labu didih.

Tiga hal yang perlu diperhatikan pada zat gas adalah volume, tekanan dan suhu.
a. Untuk volume terhadap perubahan suhu pada tekanan tetap
V = Vo { 1 +  γp ( t2 – t1 ) }
Keterangan
V = volume gas pada suhu t ( m³ )
Vo = volume gas mula-mula ( m³ )
γp = koefisien muai gas pada tekanan tetap ( /°C)
t1 = suhu mula-mula ( °C )
t2 = suhu akhir ( °C )

b. Tekanan terhadap perubahan suhu pada volume tetap
P = Po { 1 + γv ( t2 – t) }
Keterangan
P = tekanan gas pada suhu t ( m³ )
Po= tekanan gas mula-mula ( m³ )
γv = koefisien muai gas pada volume tetap ( /°C)
t1 = suhu mula-mula ( °C )
t2 = suhu akhir ( °C )

c. Muai volume gas
V = Vo ( 1 + t/273 )
Dari hasil eksperimen yang dilakukan ternyata koefisien muai untuk semua jenis gas adalah sama yaitu 1/273 /K atau 0,00367 /K.

SOURCE : http://mastugino.blogspot.com/
 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates