Featured Post
1
Sabtu, 02 Mei 2015
PRINSIP KERJA MESIN 4 TAK (MESIN 4 LANGKAH)
Mesin 4 tak itu mesin yang melunasi 4 siklus mesin bakar dengan
melakukan 2 putaran kruk as/crankshaft. Mesin ini berputar 2 kali atau
720 derajat untuk melakukan 4 siklus, sehingga 1 putaran kruk
as/crankshaft (360 derajat) melakukan 2 siklus. Dimana, mesin ini kurang
responsif dibandingkan mesin 2 tak tetapi mesin ini lebih effisien.
Mesin ini lebih ramah lingkungan karena mesin ini hanya meminum bensin
saja, tidak ada oli samping. Mesin ini mengeluarkan tenaga relatif di
putaran/RPM lebih rendah dibandingkan mesin 2 tak, dan tenaga yang
dikeluarkan lebih rendah juga.
Mesin ini menggunakan klep/valve yang digerakan oleh noken as yang
tidak dipakai oleh mesin 2 tak, sehingga semua siklus yang harus
dilakukan lebih sempurna. Pada mesin motor, oli mesin 4 tak menjadi 1
untuk melumasi keseluruhan mesin dan transmisi pada mobil tetap terpisah
karena saluran oli mesin dan transmisi terpisah.
Mari kita bahas lebih dalam tentang siklusnya mesin 4 tak.
Langkah ke 1
Piston bergerak dari TMA ke TMB, posisi katup masuk terbuka dan katup
keluar tertutup, mengakibatkan udara (mesin diesel) atau gas (sebagian
besar mesin bensin) terhisap masuk ke dalam ruang bakar. Proses udara
atau gas sebelum masuk ke ruang bakar dapat dilihat pada sistem
pemasukkan.
Langkah ke 2
Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk dan keluar
tertutup, mengakibatkan udara atau gas dalam ruang bakar terkompresi.
Beberapa saat sebelum piston sampai pada posisi TMA, waktu penyalaan (timing ignition) terjadi (pada mesin bensin berupa nyala busi sedangkan pada mesin diesel berupa semprotan (suntikan) bahan bakar).
Langkah ke 3
Gas yang terbakar dalam ruang bakar akan meningkatkan tekanan dalam
ruang bakar, mengakibatkan piston terdorong dari TMA ke TMB. Langkah ini
adalah proses yang akan menghasilkan tenaga.
Langkah ke 4
Piston bergerak dari TMB ke TMA, Posisi katup masuk terutup dan katup
keluar terbuka, mendorong sisa gas pembakaran menuju ke katup keluar
yang sedang terbuka untuk diteruskan ke lubang pembuangan.
Kesimpulannya mari kita lihat dalam tabel dibawah ini.
PERBEDAAN 2 TAK DAN 4 TAK
2 TAK
|
4 TAK
|
|
a. Dalam 1 siklus pembakaran hanya membutuhkan 1 putaran mesin | a. dalam 1 siklus pembakaran membutuhkan 2 putaran mesin | |
b. memakai membrane sebagai pengganti klep/valve | b. menggunakan klep/valve | |
c. tidak menggunakan noken as/camshaft | c. menggunakan noken as/camshaft | |
d. memiliki kompresi primer dan sekunder | d. hanya memiliki kompresi primer | |
e. lebih responsif / akselerasi bagus | f. kurang responsif / akselerasi kurang dari pada mesin 2 tak | |
f. menggunakan oli samping yang tercampur dengan bensin untuk pelumasan kruk as / crankshaft | g. hanya menggunakan oli dan tidak tercampur oleh bensin untuk pelumasan kruk as / crankshaft | |
Sekarang teman-teman sudah taukan gimana mesin 2 tak dan mesin 4 tak, dan perbedaan dari masing-masing mesin.
PRINSIP KERJA MESIN 2 TAK (MESIN 2 LANGKAH)
Kembali lagi dengan fastnlow, disini kita akan memberi ilmu
tentang perbedaan mesin 2 tak dan 4 tak. Teman-teman sering dengar kan 2
tak dan 4 tak. Mungkin beberapa dari teman-teman sedikit bingung gimana
sih 2 tak dan 4 tak, apa bedanya.
Mesin 2 Tak
Pertama-tama, sebelum membahas lebih dalam tentang 2 tak dan 4 tak, dalam mesin itu terdapat 4 siklus yaitu siklus hisap/intake, siklus kompresi/compression, siklus ledak/power dan siklus buang/exhaust. Kita bakal membahas 2 terlebih dahulu. Dalam mesin 2 tak, 1 kali putaran kruk as/crankshaft (360 derajat) terdapat 4 siklus, jadi setengah putaran (180 derajat) melakukan 2 siklus. Dimana, pada mesin 2 tak tidak memakai klep/valve dan noken as/camshaft seperti di mesin 4 tak, sebagai gantinya mesin 2 tak memakai membran yang berada setelah karburator.
Selain itu, karena mesin 2 tak dalam 1 putaran kruk as/crankshaft melaksanakan 4 siklus, mesin 2 tak ini lebih responsif dan akselerasinya bagus. Akan tetapi, mesin ini mengeluarkan tenaga yang besar pada saat putaran/RPM tinggi sehingga membuat mesin ini meminum bahan bakar yang lumayan banyak, akan tetapi mesin ini menghasilkan tenaga yang lebih besar dibandingkan mesin 4 tak. Minuman mesin ini tak hanya bensin, tetapi mesin ini minta bensin tersebut dioplos dengan oli khusus yang biasa disebut oli samping untuk sekalian melumasi bagian dalam mesin. Jadi oli mesin hanya melumasi bagian transmisi. Itu lah kenapa mesin 2 tak fogging atau berasap knalpotnya, karena membakar oli samping.
Mesin 2 tak cenderung lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin 4 tak, sehingga rasio berat terhadap tenaga (power to weight ratio) mesin dua tak lebih baik dibandingkan mesin empat tak. Itu sedikit tentang mesin 2 tak, mari kita buka lebih dalam bagaimana siklus 2 tak.
Langkah ke 1
Piston bergerak dari TMA ke TMB.
Piston bergerak dari TMB ke TMA.
source: http://fastnlow.net
Mesin 2 Tak
Pertama-tama, sebelum membahas lebih dalam tentang 2 tak dan 4 tak, dalam mesin itu terdapat 4 siklus yaitu siklus hisap/intake, siklus kompresi/compression, siklus ledak/power dan siklus buang/exhaust. Kita bakal membahas 2 terlebih dahulu. Dalam mesin 2 tak, 1 kali putaran kruk as/crankshaft (360 derajat) terdapat 4 siklus, jadi setengah putaran (180 derajat) melakukan 2 siklus. Dimana, pada mesin 2 tak tidak memakai klep/valve dan noken as/camshaft seperti di mesin 4 tak, sebagai gantinya mesin 2 tak memakai membran yang berada setelah karburator.
Selain itu, karena mesin 2 tak dalam 1 putaran kruk as/crankshaft melaksanakan 4 siklus, mesin 2 tak ini lebih responsif dan akselerasinya bagus. Akan tetapi, mesin ini mengeluarkan tenaga yang besar pada saat putaran/RPM tinggi sehingga membuat mesin ini meminum bahan bakar yang lumayan banyak, akan tetapi mesin ini menghasilkan tenaga yang lebih besar dibandingkan mesin 4 tak. Minuman mesin ini tak hanya bensin, tetapi mesin ini minta bensin tersebut dioplos dengan oli khusus yang biasa disebut oli samping untuk sekalian melumasi bagian dalam mesin. Jadi oli mesin hanya melumasi bagian transmisi. Itu lah kenapa mesin 2 tak fogging atau berasap knalpotnya, karena membakar oli samping.
Mesin 2 tak cenderung lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin 4 tak, sehingga rasio berat terhadap tenaga (power to weight ratio) mesin dua tak lebih baik dibandingkan mesin empat tak. Itu sedikit tentang mesin 2 tak, mari kita buka lebih dalam bagaimana siklus 2 tak.
Langkah ke 1
Piston bergerak dari TMA ke TMB.
- Saat bergerak dari TMA ke TMB, piston akan menekan ruang bilas yang berada di bawahnya. Semakin jauh piston meninggalkan TMA menuju TMB akan semakin meningkat pula tekanan di ruang bilas.
- Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan melewati lubang pembuangan gas dan lubang pemasukan gas. Posisi masing-masing lubang tergantung dari desain perancang. Umumnya ring piston akan melewati lubang pembuangan terlebih dahulu.
- Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang bakar keluar melalui lubang pembuangan.
- Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang tertekan di dalam ruang bilas akan terpompa masuk ke dalam ruang bakar, sekaligus mendorong keluar gas yang ada di dalam ruang bakar menuju lubang pembuangan.
- Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus memompa gas dalam ruang bilas menuju ke dalam ruang bakar.
Piston bergerak dari TMB ke TMA.
- Saat bergerak dari TMB ke TMA, piston akan menghisap gas hasil percampuran udara, bahan bakar dan pelumas ke dalam ruang bilas. Percampuran ini dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi.
- Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan mengkompresi gas yang terjebak di dalam ruang bakar.
- Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.
- Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi akan menyala untuk membakar gas dalam ruang bakar. Waktu nyala busi tidak terjadi saat piston sampai ke TMA, melainkan terjadi sebelumnya. Ini dimaksudkan agar puncak tekanan akibat pembakaran dalam ruang bakar bisa terjadi saat piston mulai bergerak dari TMA ke TMB, karena proses pembakaran membutuhkan waktu untuk bisa membuat gas terbakar dengan sempurna oleh nyala api busi.
source: http://fastnlow.net
Prinsip Kerja AC (Air Conditioner)
Secara garis besar prinsip kerja air conditioner adalah sebagai berikut:
1. Udara di dalam ruangan dihisap oleh kipas sentrifugal yang ada
dalam evaporator dan udara bersentuhan dengan pipa coil yang berisi
cairan refrigerant. Dalam hal ini refrigerant akan menyerap panas udara
sehingga udara menjadi dingin dan refrigerant akan menguap dan
dikumpulkan dalam penampung uap.
2. Tekanan uap yang berasal dari evaporator disirkulasikan menuju
kondensor, selama proses kompresi berlangsung, temperatur dan tekanan
uap refrigerant menjadi naik dan ditekan masuk ke dalam kondensor.
3. Untuk menurunkan tekanan cairan refrigerant yang bertekanan tinggi
digunakan katup ekspansi untuk mengatur laju aliran refrigerant yang
masuk dalam evaporator.
4. Pada saat udara keluar dari condensor udara menjadi panas. Uap
refrigerant memberikan panas kepada udara pendingin dalam condensor
menjadi embun pada pipa kapiler. Dalam mengeluarkan panas pada
condensor, dibantu oleh kipas propeller.
5. Pada sirkulasi udara dingin terus-menerus dalam ruangan, maka
perlu adanya thermostat untuk mengatur suhu dalam ruangan atau sesuai
dengan keinginan.
6. Udara dalam ruang menjadi lebih dingin dibanding diluar ruangan
sebab udara di dalam ruangan dihisap oleh sentrifugal yang terdapat pada
evaporator kemudian terjadi udara bersentuhan dengan pipa/coill
evaporator yang didalamnya terdapat gas pendingin (freon). Di sini
terjadi perpindahan panas sehingga suhu udara dalam ruangan relatif
dingin dari sebelumnya.
7. Suhu di luar ruangan lebih panas dibanding di dalam ruangan, sebab
udara yang di dalam ruangan yang dihisap oleh kipas sentrifugal dan
bersentuhan dengan evaporator, serta dibantu dengan komponen AC lainnya,
kemudian udara dalam ruangan dikeluarkan oleh kipas udara kondensor.
Dalam hal ini udara di luar ruangan dapat dihisap oleh kipas sentrifugal
dan masuknya udara melalui kisi-kisi yang terdapat pada AC.
8. Gas refrigerant bersuhu tinggi saat akhir kompresi di condensor
dengan mudah dicairkan dengan udara pendingin pada sistem air cooled
atau uap refrigerant menyerap panas udara pendingin dalam condensor
sehingga mengembun dan menjadi cairan di luar pipa evaporator.
9. Karena air atau udara pendingin menyerap panas dari refrigerant,
maka air atau udara tersebut menjadi panas pada waktu keluar dari
kondensor. Uap refrigerant yang sudah menjadi cair ini, kemudian
dialirkan ke dalam pipa evaporator melalui katup ekspansi. Kejadian ini
akan berulang kembali seperti di atas.
Alat pada AC itu terdiri dari pompa compressor, evaporator, penukar
panas, dan katup pemuaian dan prinsip kerja siklus pendinginan udara
Dan sebagai cairan yang bersifat sebagai penghantar dari kalor yang terdapat pada udara adalah freon (diantaranya CCl2F2).
Pompa dijalankan oleh motor listrik pada kompressor sehingga menarik
uap freon yang keluar dari pembeku, memampatkannya (menaikkan tekanan)
dan meneruskannya ke penukar pasa pada tekanan tinggi. Sekarang suhu uap
freon menjadi lebih besar dari pada suhu udara di sekitar penukar
panas, sehingga uap freon akan melepaskan kalornya ke udara sekitarnya
dan uap freon mengembun menjadi cair. Bukti dari pelepasan kalor ke
udara sekitarnya adanya tangan anda merasa panas ketika mendekatkan
tangan ke sirip-sirip penukar panas pada bagian belakang AC. Freon cair
yang keluar dari kondensor menuju ke katup pemuaian. Disini, freon cair
memuai dan kelajuan pemuaiannya diatur oleh katup pemuaian. Akibat
pemuaian, freon cair akan menyerap kalor dari udara yang ada di dalam
AC, sehingga udara tersebut mendingin, sedangkan freon cair menguap. Uap
freon yang keluar dari pembeku kemudian ditarik oleh pompa kompressor
untuk mengulangi siklus berikutnya.
Proses tersebut diatas berjalan berulang-ulang sehingga menjadi suatu siklus yang disebut siklus pendinginan pada udara yang berfungsi mengambil kalor dari udara dan membebaskan kalor ini ke tempat lain semisal di luar ruangan.
Proses tersebut diatas berjalan berulang-ulang sehingga menjadi suatu siklus yang disebut siklus pendinginan pada udara yang berfungsi mengambil kalor dari udara dan membebaskan kalor ini ke tempat lain semisal di luar ruangan.
Untuk cara kerjanya sendiri, pada saat AC pertama kali dinyalakan
melalui remote, di ruangan yang sepi anda akan mendengar 1 kali bunyi
“tek”. Bunyi tersebut menandakan bahwa kompressor mulai bekerja, memompa
gas freon dari unit outdoor ke unit evaporator di Indoor untuk kemudian
disembur angin oleh kipas ke dalam ruangan. Kemudian komputer di unit
Indoor AC akan memberitahukan sensor termometer yang disebut thermostat
di unit Indoor agar suhu ruangan tersebut dapat sama dengan suhu yang
tertera di remote AC.
Apabila contoh suhu remote disetel di 24 derajat, dan suhu ruangan
sudah mencapai 24 derajat maka akan lagi terdengar bunyi “tek” lagi
dimana kompressor AC akan mati dan AC di ruangan hanya akan menyemburkan
angin saja karena gas freon tidak lagi dipompa dari unit outdoor ke
unit indoor. Pada kondisi ini pemakaian listrik akan sangat kecil karena
praktis listrik yang dibutuhkan hanya untuk kipas atau fan, thermostat,
dan lampu-lampu pada Indoor AC.
Kemudian pada saat suhu ruangan naik menjadi 25.1 (dua puluh lima
koma satu) derajat, kompressor akan kembali menyala dimana anda akan
mendengar lagi bunyi “tek”. Hal ini akan terjadi berulang-ulang selama
AC dinyalakan.
Kondisi kompressor AC yang menyala dan mati ini hanya dapat terjadi
pada saat suhu remote tercapai. Oleh sebab itu, sebaiknya anda tidak
menyetel suhu remote AC di 16 derajat. Karena ruangan anda tidak akan
mencapai suhu 16 derajat.
Ada baiknya agar anda selalu memasang suhu remote di minimal 22-23 derajat, dimana kondisi ruangan di suhu ini masih ada kemungkinan tercapai pada dini hari atau subuh sekitar pukul 03.00 atau 04.00. Hal ini akan berdampak langsung pada tagihan listrik anda per bulan. semakin sering kompressor AC dapat beristirahat, semakin hemat jugalah pemakaian listrik di rumah anda.
Ada baiknya agar anda selalu memasang suhu remote di minimal 22-23 derajat, dimana kondisi ruangan di suhu ini masih ada kemungkinan tercapai pada dini hari atau subuh sekitar pukul 03.00 atau 04.00. Hal ini akan berdampak langsung pada tagihan listrik anda per bulan. semakin sering kompressor AC dapat beristirahat, semakin hemat jugalah pemakaian listrik di rumah anda.
sumber: http://acdaikin.com/
SIKLUS DIESEL
Siklus Diesel Ideal
Diesel Cycle : The Ideal Cycle for Compression-Ignition Engines
Siklus
Diesel adalah siklus ideal untuk mesin torak pengapian-kompresi yang
pertama kali dinyatakan oleh Rudolph Diesel tahun 1890. Prinsip kerjanya
sama halnya dengan mesin torak pengapian-nyala, yang dinyatakan oleh
Nikolaus A. Otto tahun 1876, hanya perbedaan utamanya dalam hal metode
inisiasi pembakarannya. Pada mesin torak pengapian-nyala (disebut juga
mesin bensin) campuran udara-bahan bakar dikompresi ke temperatur di
bawah temperatur pembakaran-sendiri (auto-ignition)
dari bahan bakarnya, kemudian proses pembakarannya diinisiasi oleh
percikan bunga api dari busi. Sedangkan pada mesin torak pengapian
kompresi (disebut juga mesin diesel), udara dikompresi ke temperatur di
atas temperatur auto-igniton
dari bahan bakarnya, kemudian pembakaran dimulai saat bahan bakar yang
diinjeksikan kontak dengan udara panas tersebut. Jadi, pada mesin
diesel, busi dan karburator digantikan oleh peranan penginjeksi bahan
bakar (fuel-injector).
Siklus
diesel ideal menggunakan asumsi berikut: (1) fluida kerja udara-standar
yang berprilaku seperti gas ideal; (2) penambahan kalor berlangsung
pada proses tekanan konstan yang dimulai saat piston berada pada titik
mati atas. Siklusnya sendiri seperti terlihat pada diagram P-v dan T-s
di samping. Siklus tersebut terdiri dari empat buah proses berantai
yang reversibel secara internal. Proses 1-2 kompresi isentropik, Proses
2-3 penambahan kalor, pada siklus Otto kalor dipindahkan ke fluida kerja
pada volume konstan, sedangkan pada siklus diesel, kalor dipindahkan ke fluida kerja pada tekanan konstan.
Proses 3-4 ekspansi isentropik, dan Proses 4-1 pelepasan kalor pada
volume konstan, di mana kalor keluar dari udara ketika piston berada
pada titik mati bawah.
Efisiensi siklus Diesel berbeda dengan effisiensi siklus Otto, di mana nth,Otto > nth,Diesel. Ini berlaku untuk siklus yang keduanya beroperasi pada rasio kompresi yang sama. Seperti terlihat pada diagram nth,Diesel-r
di samping, semakin tinggi rasio kompresi maka efisiensi akan semakin
tinggi pula. Effisiensi siklus Diesel tergantung dari besarnya rasio cut-off, di mana bila rasio cut-off turun, maka efisiensi siklus Diesel akan naik. Efisiensi siklus Diesel dan Otto akan identik bila rasio cut-off sama dengan 1 (rc = 1).
Mesin
Diesel bekerja pada rasio kompresi yang lebih tinggi daripada mesin
bensin tetapi lebih efisien. Ini dikarenakan pada mesin Diesel bahan
bakar terbakar seluruhnya walaupun bekerja pada putaran mesin yang
rendah sekalipun. Karena lebih efisien dan rendahnya pemakaian bahan
bakar (irit BBM), mesin Diesel dipilih untuk aplikasi kendaraan berat
(mesin yang membutuhkan daya yang besar) seperti mesin kereta api (locomotive), unit pembangkit daya (generator-set), kapal laut pengangkut, truk/trailer berat, dll.
Langganan:
Postingan (Atom)